Minggu, 20 Januari 2013

Aku lebih Tinggi dari Gunung Welirang

Aku dan Gunung Welirang

Liburan sekolah telah tiba, mengisi waktu luang agar tidak jenuh berada dirumah. Namaku adalah Yusi, saat ini aku duduk di bangku sekolah kelas XI SMK bidang Bisnis Manajemen Keahlian Akuntansi. Disekolah aku mengikuti berbagai extrakulikuler salah satunya yaitu Pramuka. Dan kebetulan kakak Pembina Pramuka mengajak para anggotanya untuk melakukan pendakian disalah satu gunung di Jawa Timur tepatnya di Pasuruan yakni Gunung Welirang. Seminggu sebelum berangkat aku minta izin kepada kedua orang tuaku, awalnya beliau keberatan dengan permintaanku untuk melakukan pendakian, namun setelah aku bujuk dan aku rayu akhirnya beliau memperbolehkan aku untuk ikut pendakian. Aku dan para anggota lainnya melakukan beberapa kali pertemuan untuk melakukan persiapan apa saja yang harus dibawa ketika melakukan pendakian dan ini baru pertama kalinya aku melakukan pendakian. Pendakian selama 3 hari dengan membawa banyak perlengkapan seperti senter, jaket, sarung tangan, tas karier, air minum, tenda, obat-obatan, dan lain-lain. Membayangkan beberapa hari berada di alam bebas dan jauh dari orang tua serta dari pemukiman warga. Kita semua dituntut untuk bisa mandiri dan menghilangkan sikap manja yang selama ini telah terbiasa bergantung kepada orang tua. Hari pun semakin dekat aku pun mulai melakukan berbagai persiapan dan aku membawa jaketku yang paling tebal karena pasti berada digunung udaranya sangat dingin sekali. Dan hari yang telah dinantikan datang juga, aku mengecek lagi barang-barang yang sudah ada di tasku. Setelah selesai aku mencoba untuk mengistirahatkan badanku sejenak agar badanku bisa fresh dan tidak terlalu capek, namun sesekali ku mencoba pejamkan mata ini tapi aku tidak bisa tidur, aku terlalu memikirkan pendakianku yang nanti sore akan dilakukan, akhirnya aku hanya merebahkan badanku di kamar tidur tercinta.
Waktu pun menunjukkan 14.30 aku bangun dan segera bersiap-siap, dan tepat pukul 15.00 setelah semua selesai aku langsung pergi ke salah satu sekolah SMA di Pandaan, yups disana kita semua akan berkumpul terlebih dahulu. Disana kita di beri pengarahan dan di cek oleh kakak senior barang-barang semuanya apakah sudah lengkap. Kami semua berangkat menggunakan mobil untuk pergi ke tempat pendakian. Selama ± 15 menit kita semua sampai di tempat tujuan. Sebelum pendakian kami melakukan do’a bersama agar pendakian bisa berjalan dengan lancar dan selamat. Berdo’a dimulai................ sejenak hening tanpa ada suara. Berdo’a selesai....
Pendakian dimulai, semangatku dan para anggota yang lain masih cetar membahana. Kita lewati jalan setapak dan sudah mulai menanjak... dan belum 5 menit berjalan kita semua sudah capek, maklumlah pendaki pemula jadi wajar. Hari sudah mulai gelap terdengar adzan magrib berkumandang kami berhenti sejenak di depan warung pak tua yang menjual beberapa makanan ringan maupun gorengan lalu kita melakukan sholat berjama’ah dan berdo’a kepada Allah SWT agar diberikan keselamatan. Ku melihat ponsel waktu menunjukkan pukul 18.30 dan hanya sedikit sinyal diponselku. Kita semua kembali melakukan pendakian dan karena hari sudah petang kami menyalakan senter kami sebagai penerang jalan. Jalanan yang awalnya bersemen sekarang menjadi tanah biasa yang dipenuhi bebatuan kecil, tanjakan pun juga semakin tinggi, banyak wanita dari anggota yang mengeluh kecapekan. Alhamdulillah kakak senior bisa mau mengerti keadaan anggota juniornya. Akhirnya kakak senior membuat kode berangka 18, jadi jika ada suara 18......... maka itu tandanya pendakian berhenti sejenak. Lama sekal barjalan nafasku pun mulai terengah-engah dan rasa capek di kakiku kulai terasa, tapi dalam hatiku masih ada sejuta semangat yang membara untuk sampai ke puncak gunung welirang.
Sesekali temanku berkata “18 (delapan belaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaas) sekitar 2 menit kita jalan lagi. Dan baru sekitar 10 menit kita berjalan temanku yang lain berkata “ delapan belaaaaaaaaaaas”. Kita pun berhenti lagi, kita semua oleh kakak senior diberikan semangat “Kalian pasti bisa, SEMANGAT”. Dalam setiap langkah, kita semua berbincang-bincang bercanda tawa agar rasa capek tidak terlalu dirasakan. Kurasakan medan yang kita lewati semakin menanjak dan banyak bebatuan besar sementara di kiri-kanan kita adalah jurang sehingga kita harus berhai-hati dalam melangkah. Selama ± 4 jam kita berjalan dan selama itu pula kita banyak berkata “ delapan belaaaaaaaaaaaaas”. Akhirnya kita sampai dimana ada air terjun kecil dan ada rumah gubuk tua yang di huni oleh seorang kaki tua “ Gila banget.......di ketinggian seperti ini masih ada kakek-kakek tua yang jualan disini“, pikirku. Kita pun beristirahat menggerai terpal (alas) untuk melakukan sholat isya dan juga sejenak merebahkan badan. Udara semakin terasa dingin dan menusuk tubuhku, aku pun mengambil jaket tebalku aku langsung pakai aja tanpa melepas jaket yang aku pakai sebelumnya biar hangat. Merasakan dinginnya udara di tambah dengan pemandangan di bawah sana yang indah sekali penuh dengan kelap-kelip lampu di malam hari namun sayang rumahku tidak terlihat, hehehehe.......... Sekitar 30 menit kami beristirahat lalu kami melanjutkan pendakian namun sebelumnya kota kontrol anggotanya apakah lengkap semua dan waktu di cek anggota kurang 2 anak, semua pada kebingungan mencari dimana kedua anak ini kok sampai pisah dari rombongan anggota. Diutuslah beberapa kakak senior untuk mencari kedua anak itu, dan untung saja ketemu ternyata kedua anak itu berjalan terlebih dahulu ke depan tanpa menunggu aba-aba dari kakak senior dan akhirnya mereka berdua kena ocehan dari kakak senior dan di hukum untuk membawa barang-barang yang berat, tapi memang mereka patut untuk di hukum karena bagaimana pun di sini adalah alam bebas dan mereka berdua baru pemula melakukan pendakian sangat berbahaya sekali jika mereka terpisah dari rombongan anggota.
Sekali lagi kakak senior melakukan pengecekkan kembali, karena semua sudah lengkap kita pun melakukan pendakian kembali. Aku pun berjalan dengan salah satu kakak senior dan beberapa anggota lainnya. Setelah istirahat tadi tenaga kami terasa sedikit pulih kembali aku ma beberapa anak jalan di depan dengan cukup cepat, setelah itu tak terasa kami terpisah dari kakak senior, kakak senior masih jauh ada dibelakang kita. Tapi tak apalah aku kan juga lagi bersama salah satu dari kakak senior. Kita berjalan sekitar ± 4 jam dan beberapa kali kami beristrahat sejenak dan aku melihat ke langit, rasanya dekat sekali aku dengan bintang dan bulan yang ada di langit. Hingga tak terasa kita tertidur pulas di tengah jalan di tengah kegelapan malam dan untun saja kita di bangunkan oleh anggota yang paling belakang. Dan kita bertanya “ kemana yang lain”. “ mereka sudah di depan”jawabnya. Owalah kenapa mereka tidak membangunkan kita. Akhirnya kita berjalan dan sampailah di tempat kakak-kakak senoir yang telah menyalakan api unggun. Heeeemh..........hangatnya berada di dekat api unggun. Anggota pria pun mendirikan tenda untuk tempat tidur kami semua.
Singkat cerita kami semua pun tidur dan paginya dibangunin kakak-kakak yang lain. Ternyata kakak-kakak udah pada bangun dan sudah pada buat teh dan kopi. Aku dan yang lain cepet-cepet ikut bergabung dan memasak beberapa makanan untuk makanan pagi ini. Setelah selesai makan kami berkemas kembali untuk melanjutkan pendakian. “Tiada henti kita berjalan yang menelusuri jalan setapak dan bebatuan” dalam hatiku. Seperti biasa kami berjalan beberapa jam hingga kami sampai di pondok kan. Langsung kita mendirikan tenda kembali dan setelah itu melakukan pendakian lagi. Puncak Welirang sudah dekat kita semua tetap semangat berjalan dan saling membantu dalam menelusuri jalan yang curam. Kudengar sering kali hembusan suara angin terdengar di telingaku. Kita sampai di tempat seperti kebun pohon indah sekali, kita beristirahat dan terasa hembusan anginya besar sekali dan pemandangan pun terlihat sangat indah dari atas sini. Sesekali kami mengambil gambar untuk kenang-kenangan.
Selama ± 1 jam kita berada di puncak, kita pun turun ke pondak kan, di pondok kan kami bersantai-santai dan melakukan persiapan untuk tidur di malam hari serta tidak lupa untuk menyiapkan api unggun. Matahari pun mulai tenggelam dan bulan mulai memancarkan cahayanya. Kami makan bersama-sama dengan makanan yang seadanya setelah itu melakukan sholat dan api unggun dinyalakan......... menyanyi, bercanda dan tertawa bersama-sama hingga malam hari hawa yang dingin sangat menusuk tubuh ini meski sudah memakai 2 jaket, lalu aku pun beranjak ke tenda karena badanku capek aku ingin tidur. Aku dan anggota wanita lainnya tidur pulas hingga pagi hari. Seperti biasa para wanita menyiapkan makanan untuk makan pagi. Makan pagi pun selesai kami mengambil beberapa foto untuk kenang-kenangan setelah itu kami turun gunung
Bersama-sama kita semua turun merkipun tak sedikit gangguan banyak yang menghadap salah satunya temanku yang kakinya terceklik hingga sulit untuk digunakan berjalan, kakak-kakak pun membantunya untuk berjalan dengan menggendongnya secara bergantian. Sungguh kebersamaan yang indah. Beberapa lama kemudian teman wanitaku sebut saja namanya Tina mengalami kram di bagian perut hingga dia tidak bisa berjalan. Hemh...... cobaan lagi, kakak-kakak pun segera memebuat temapat untuk berbaring dari kayu lalu diangkat bersama-sama oleh kakak-kakak senior, karena itu semua waktu yang kita tentukan untuk sampai di bawah jadi tidak tepat, namun yang terpenting semuanya harus selamat. Aku dan beberapa anggota lainnya turun terlebih dahulu. Dan akhirnya aku dan beberapa yang lainnya sampai di bawah pukul 17.00 dan yang lain belum pada turun. Kakak seniorku kembali ke atas untuk melihat keadaan dan ternyata parah................
Kakak senior wanita ada yang sakit, ada juga anggota pria yang sakit belum lagi yang dua anggota tadi yang terceklik dan yang perutnya kram. Tapi untungnya mereka semua selamat sampai bawah hingga hari petang. Kita semua istirahat terlebih dahulu dan melihat keadaan anggota-anggota yang sakit. Hingga ada sepeda motor yang menghampiri kami dan itu adalah kakak-kakak senior kami yang tidak ikut pendakian. Kami pun bergantian dibonceng untuk turun kebawah. Di bawah kami menunggu mobil untuk mengantar kami ke tempat awal kami semua berkumpul yakni salah satu SMA di Pandaan. Mobil pun datang juga kita semua pulang dan setelah sampai di SMA kami pulang ke rumah masing-masing. Aku pulang dan langsung tidur karena kaki dan semua badanku capek semua, aku tertidur hingga siang hari. Dan ketika bangun aku memang sudah benar-benar berada di kamar tercintaku bukan di tenda dengan hawa yang sangat dingin dan berada di alam bebas. Tak di sangka aku bisa menaklukan Gunung Welirang, semua perjalanan itu memiliki kenangan yang akan terus tersimpan dalam memoriku ........
-SEKIAN-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar