Aku dan Gunung Welirang
Liburan sekolah telah tiba, mengisi waktu luang agar tidak jenuh
berada dirumah. Namaku adalah Yusi, saat ini aku duduk di bangku
sekolah kelas XI SMK bidang Bisnis Manajemen Keahlian Akuntansi.
Disekolah aku mengikuti berbagai extrakulikuler salah satunya yaitu
Pramuka. Dan kebetulan kakak Pembina Pramuka mengajak para anggotanya
untuk melakukan pendakian disalah satu gunung di Jawa Timur tepatnya
di Pasuruan yakni Gunung Welirang. Seminggu sebelum berangkat aku
minta izin kepada kedua orang tuaku, awalnya beliau keberatan dengan
permintaanku untuk melakukan pendakian, namun setelah aku bujuk dan
aku rayu akhirnya beliau memperbolehkan aku untuk ikut pendakian. Aku
dan para anggota lainnya melakukan beberapa kali pertemuan untuk
melakukan persiapan apa saja yang harus dibawa ketika melakukan
pendakian dan ini baru pertama kalinya aku melakukan pendakian.
Pendakian selama 3 hari dengan membawa banyak perlengkapan seperti
senter, jaket, sarung tangan, tas karier, air minum, tenda,
obat-obatan, dan lain-lain. Membayangkan beberapa hari berada di alam
bebas dan jauh dari orang tua serta dari pemukiman warga. Kita semua
dituntut untuk bisa mandiri dan menghilangkan sikap manja yang selama
ini telah terbiasa bergantung kepada orang tua. Hari pun semakin
dekat aku pun mulai melakukan berbagai persiapan dan aku membawa
jaketku yang paling tebal karena pasti berada digunung udaranya
sangat dingin sekali. Dan hari yang telah dinantikan datang juga, aku
mengecek lagi barang-barang yang sudah ada di tasku. Setelah selesai
aku mencoba untuk mengistirahatkan badanku sejenak agar badanku bisa
fresh dan tidak terlalu capek, namun sesekali ku mencoba pejamkan
mata ini tapi aku tidak bisa tidur, aku terlalu memikirkan
pendakianku yang nanti sore akan dilakukan, akhirnya aku hanya
merebahkan badanku di kamar tidur tercinta.
Waktu pun menunjukkan 14.30 aku bangun dan segera bersiap-siap, dan
tepat pukul 15.00 setelah semua selesai aku langsung pergi ke salah
satu sekolah SMA di Pandaan, yups disana kita semua akan berkumpul
terlebih dahulu. Disana kita di beri pengarahan dan di cek oleh kakak
senior barang-barang semuanya apakah sudah lengkap. Kami semua
berangkat menggunakan mobil untuk pergi ke tempat pendakian. Selama ±
15 menit kita semua sampai di tempat tujuan. Sebelum pendakian kami
melakukan do’a bersama agar pendakian bisa berjalan dengan lancar
dan selamat. Berdo’a dimulai................ sejenak hening tanpa
ada suara. Berdo’a selesai....
Pendakian dimulai, semangatku dan para anggota
yang lain masih cetar membahana. Kita lewati jalan setapak dan sudah
mulai menanjak... dan belum 5 menit berjalan kita semua sudah capek,
maklumlah pendaki pemula jadi wajar. Hari sudah mulai gelap terdengar
adzan magrib berkumandang kami berhenti sejenak di depan warung pak
tua yang menjual beberapa makanan ringan maupun gorengan lalu kita
melakukan sholat berjama’ah dan berdo’a kepada Allah SWT agar
diberikan keselamatan. Ku melihat ponsel waktu menunjukkan pukul
18.30 dan hanya sedikit sinyal diponselku. Kita semua kembali
melakukan pendakian dan karena hari sudah petang kami menyalakan
senter kami sebagai penerang jalan. Jalanan yang awalnya bersemen
sekarang menjadi tanah biasa yang dipenuhi bebatuan kecil, tanjakan
pun juga semakin tinggi, banyak wanita dari anggota yang mengeluh
kecapekan. Alhamdulillah kakak senior bisa mau mengerti keadaan
anggota juniornya. Akhirnya kakak senior membuat kode berangka 18,
jadi jika ada suara 18......... maka itu tandanya pendakian berhenti
sejenak. Lama sekal barjalan nafasku pun mulai terengah-engah dan
rasa capek di kakiku kulai terasa, tapi dalam hatiku masih ada sejuta
semangat yang membara untuk sampai ke puncak gunung welirang.
Sesekali temanku berkata “18 (delapan
belaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaas) sekitar 2 menit kita jalan lagi. Dan baru
sekitar 10 menit kita berjalan temanku yang lain berkata “ delapan
belaaaaaaaaaaas”. Kita pun berhenti lagi, kita semua oleh kakak
senior diberikan semangat “Kalian pasti bisa, SEMANGAT”. Dalam
setiap langkah, kita semua berbincang-bincang bercanda tawa agar rasa
capek tidak terlalu dirasakan. Kurasakan medan yang kita lewati
semakin menanjak dan banyak bebatuan besar sementara di kiri-kanan
kita adalah jurang sehingga kita harus berhai-hati dalam melangkah.
Selama ± 4 jam kita berjalan dan selama itu pula kita banyak
berkata “ delapan belaaaaaaaaaaaaas”. Akhirnya kita sampai dimana
ada air terjun kecil dan ada rumah gubuk tua yang di huni oleh
seorang kaki tua “ Gila banget.......di ketinggian seperti ini
masih ada kakek-kakek tua yang jualan disini“, pikirku. Kita pun
beristirahat menggerai terpal (alas) untuk melakukan sholat isya dan
juga sejenak merebahkan badan. Udara semakin terasa dingin dan
menusuk tubuhku, aku pun mengambil jaket tebalku aku langsung pakai
aja tanpa melepas jaket yang aku pakai sebelumnya biar hangat.
Merasakan dinginnya udara di tambah dengan pemandangan di bawah sana
yang indah sekali penuh dengan kelap-kelip lampu di malam hari namun
sayang rumahku tidak terlihat, hehehehe.......... Sekitar 30 menit
kami beristirahat lalu kami melanjutkan pendakian namun sebelumnya
kota kontrol anggotanya apakah lengkap semua dan waktu di cek anggota
kurang 2 anak, semua pada kebingungan mencari dimana kedua anak ini
kok sampai pisah dari rombongan anggota. Diutuslah beberapa kakak
senior untuk mencari kedua anak itu, dan untung saja ketemu ternyata
kedua anak itu berjalan terlebih dahulu ke depan tanpa menunggu
aba-aba dari kakak senior dan akhirnya mereka berdua kena ocehan dari
kakak senior dan di hukum untuk membawa barang-barang yang berat,
tapi memang mereka patut untuk di hukum karena bagaimana pun di sini
adalah alam bebas dan mereka berdua baru pemula melakukan pendakian
sangat berbahaya sekali jika mereka terpisah dari rombongan anggota.
Sekali lagi kakak senior melakukan pengecekkan
kembali, karena semua sudah lengkap kita pun melakukan pendakian
kembali. Aku pun berjalan dengan salah satu kakak senior dan beberapa
anggota lainnya. Setelah istirahat tadi tenaga kami terasa sedikit
pulih kembali aku ma beberapa anak jalan di depan dengan cukup cepat,
setelah itu tak terasa kami terpisah dari kakak senior, kakak senior
masih jauh ada dibelakang kita. Tapi tak apalah aku kan juga lagi
bersama salah satu dari kakak senior. Kita berjalan sekitar ±
4 jam dan beberapa kali kami beristrahat sejenak dan aku melihat ke
langit, rasanya dekat sekali aku dengan bintang dan bulan yang ada di
langit. Hingga tak terasa kita tertidur pulas di tengah jalan di
tengah kegelapan malam dan untun saja kita di bangunkan oleh anggota
yang paling belakang. Dan kita bertanya “ kemana yang lain”. “
mereka sudah di depan”jawabnya. Owalah kenapa mereka tidak
membangunkan kita. Akhirnya kita berjalan dan sampailah di tempat
kakak-kakak senoir yang telah menyalakan api unggun.
Heeeemh..........hangatnya berada di dekat api unggun. Anggota pria
pun mendirikan tenda untuk tempat tidur kami semua.
Singkat cerita kami semua pun tidur dan paginya
dibangunin kakak-kakak yang lain. Ternyata kakak-kakak udah pada
bangun dan sudah pada buat teh dan kopi. Aku dan yang lain
cepet-cepet ikut bergabung dan memasak beberapa makanan untuk makanan
pagi ini. Setelah selesai makan kami berkemas kembali untuk
melanjutkan pendakian. “Tiada henti kita berjalan yang menelusuri
jalan setapak dan bebatuan” dalam hatiku. Seperti biasa kami
berjalan beberapa jam hingga kami sampai di pondok kan. Langsung kita
mendirikan tenda kembali dan setelah itu melakukan pendakian lagi.
Puncak Welirang sudah dekat kita semua tetap semangat berjalan dan
saling membantu dalam menelusuri jalan yang curam. Kudengar sering
kali hembusan suara angin terdengar di telingaku. Kita sampai di
tempat seperti kebun pohon indah sekali, kita beristirahat dan terasa
hembusan anginya besar sekali dan pemandangan pun terlihat sangat
indah dari atas sini. Sesekali kami mengambil gambar untuk
kenang-kenangan.
Bersama-sama kita semua turun merkipun tak sedikit gangguan banyak
yang menghadap salah satunya temanku yang kakinya terceklik hingga
sulit untuk digunakan berjalan, kakak-kakak pun membantunya untuk
berjalan dengan menggendongnya secara bergantian. Sungguh kebersamaan
yang indah. Beberapa lama kemudian teman wanitaku sebut saja namanya
Tina mengalami kram di bagian perut hingga dia tidak bisa berjalan.
Hemh...... cobaan lagi, kakak-kakak pun segera memebuat temapat untuk
berbaring dari kayu lalu diangkat bersama-sama oleh kakak-kakak
senior, karena itu semua waktu yang kita tentukan untuk sampai di
bawah jadi tidak tepat, namun yang terpenting semuanya harus selamat.
Aku dan beberapa anggota lainnya turun terlebih dahulu. Dan akhirnya
aku dan beberapa yang lainnya sampai di bawah pukul 17.00 dan yang
lain belum pada turun. Kakak seniorku kembali ke atas untuk melihat
keadaan dan ternyata parah................
Kakak senior wanita ada yang sakit, ada juga anggota pria yang sakit
belum lagi yang dua anggota tadi yang terceklik dan yang perutnya
kram. Tapi untungnya mereka semua selamat sampai bawah hingga hari
petang. Kita semua istirahat terlebih dahulu dan melihat keadaan
anggota-anggota yang sakit. Hingga ada sepeda motor yang menghampiri
kami dan itu adalah kakak-kakak senior kami yang tidak ikut
pendakian. Kami pun bergantian dibonceng untuk turun kebawah. Di
bawah kami menunggu mobil untuk mengantar kami ke tempat awal kami
semua berkumpul yakni salah satu SMA di Pandaan. Mobil pun datang
juga kita semua pulang dan setelah sampai di SMA kami pulang ke rumah
masing-masing. Aku pulang dan langsung tidur karena kaki dan semua
badanku capek semua, aku tertidur hingga siang hari. Dan ketika
bangun aku memang sudah benar-benar berada di kamar tercintaku bukan
di tenda dengan hawa yang sangat dingin dan berada di alam bebas. Tak
di sangka aku bisa menaklukan Gunung Welirang, semua perjalanan itu
memiliki kenangan yang akan terus tersimpan dalam memoriku ........
-SEKIAN-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar